Senin, 16 Desember 2013

Tugas Modul 3



Antioksidan dan Radikal Bebas
&&&&ppp&&&&

A
ntioksidan adalah senyawa yang mencegah proses oksidasi oleh radikal bebas. Radikan bebas adalah suatu atom atau molekul yang bermuatan positif atau negative. Dimana sifat dari atom atau molekul yang bermuatan tadi sangat reaktif dan tidak stabil, karena akan berusaha menetralisir dirinya dengan cara menarik electron dari molekul atau atom yang ada di dekatnya. Sehingga terjadi reaksi berantai.

Sifat dari radikal bebas tadi akan merusak sel-sel bahkan sampai ke inti sel yang bisa mengakibatkan terjadinya mutasi gen sehingga menyebabkan timbulnya kanker.

Antioksidan Dapat Berupa : Vitamin, Mineral Atau Enzim

Sumber Radikal Bebas

1.     Metabolisme tubuh kita sendiri
2.     Pencemaran udara
3.     Bahan kimia dari makanan dan air
4.     Alkohol
5.     Rokok
6.     Radiasi ultraviolet
7.     Obat-obatan
8.     Stress

Kerusakan akibat radikal bebas

o   Penuaan yang cepat
o   Penyakit jantung
o   System kekebalan tubuh menurun
o   Katarak
o   Rematik
o   Kanker
o   Kencing manis / Diabetes

Tugas Modul 2



PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG
Professor Toshiko Kinosita Mengemukakan Bahwa Sumber Daya Manusia Indonesia Masih Sangat Lemah Untuk Mendukung Perkembangan Industri Dan Ekonomi. Penyebabnya Karena Pemerintah Selama Ini Tidak Pernah Menempatkan Pendidikan Sebagai Prioritas Terpenting. Tidak Ditempatkannya Pendidikan Sebagai Prioritas Terpenting Karena Masyarakat Indonesia, Mulai Dari Yang Awam Hingga Politisi Dan Pejabat Pemerintah, Hanya Berorientasi Mengejar Uang Untuk Memperkaya Diri Sendiri Dan Tidak Pernah Berfikir Panjang.
PENDAPAT GURU BESAR UNIVERSITAS WASEDA JEPANG TERSEBUT SANGAT  MENARIK UNTUK DIKAJI MENGNGAT SAAT INI PEMERINTAH INDONESIA MULAI MELIRIK         PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG, SETELAH SELAMA INI PENDIDIKAN PERBAIKAN. Salah satu indikatornya telah disetujui oleh MPR untuk                      memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari APBN atau APBD. Langkah ini merupakan awal kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
Setidaknya terdapat alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
Alasanya adalah, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah   satu
dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual
hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada konstribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. MISALNYA PENDIDIKAN DAPAT MEMBANTU SISIWA UNTUK   MENDAPATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN UNTUK HIDUP DAN BERKOMPETISI DALAM EKONOMI YANG KOMPETITIF.

Minggu, 15 Desember 2013

tugas modul 4

”Anemia Pernisiosa dan Pengobatannya”
Anemia pernisiosa adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan vitamin B12. Pada anemia ini, sel darah merah yang diproduksi, lebih besar dari biasanya. Akibatnya, sel darah tersebut sulit untuk keluar dari di sum-sum tulang belakang.
            Vitamin B12 merupakan salah satu anggota kelompok vitamin B. Vitamin ini banyak di temukan pada daging, ikan, telur, susu, dan produk susu lainnya.
Kekurangan vitamin ini dapat terjadi akibat :
Ø  Kurang asupan vitamin B12 dari makanan, misalnya pada penganut vegetarian, orang tua, atau pecandu alcohol.
Ø  Kurangnya intrinsic faktor, yaitu protein yang membantu penyerapan vitamin B12 di lambung. Faktor ini merupakan penyebab tersering anemia pernisiosa.
Ø  Gangguan di usus seperti penyakit Crohn dan infeksi usus.
Prinsip pengobatan anemia pernisiosa adalah untuk mencukupi kebutuhan vitamin B12 yang kurang dalam tubuh.
Sedangkan tujuan pengobatan adalah :
O  Untuk menyembuhkan anemia melalui pemberian vitamin B12.
O  Untuk mencegah timbulnya komplikasi, seperti kerusakan jantung atau saraf.
O  Mengobati penyakit dasarnya jika anemia pernisiosa disebabkan oleh penyakit tertentu.

Setelah pemberian suntikan atau tablet vitamin B12, gejala akan membaik dalam beberapa hari.
Suntikan pada awalnya dapat diberikan setiap hari atau setiap minggu, kemudian sekali sebulan. Suntikan dapat juga dikombinasikan dengan tablet.

Jika anemia pernisiosa disebabkan oleh infeksi usus, biasanya penderita akan di beri anti biotic. Jika ada gangguan di usus halus, mungkin dibutuhkan pembedahan. Tetapi, jika anemianya terjadi akibat kurang makan makanan bervitamin B12, maka pola makan harus di perbaiki.

tugas modul 1


Visi Indonesia Sehat 2010

Visi Indonesia sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes(1999) menyatakan bahwa,gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dalam prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita-citakan adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat yang setinggi tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.
Visi tersebut telah tiga tahun yang lalu berhasil dirumuskan oleh Departemen kesehatan RI yang semestinya telah dijabarkan kedalam program kerja yang lebih bersifat oprasional untuk mencapai visi itu. Beberapa tahun lagi kita akan mencapai tahun 2010, dan saat itu kita tentu akan menyaksikan bersama apakah gambaran tersebut akan menjadi kenyataan?. Namun yang perlu kita renungkan visi Indonesia sehat 2010 sebenarnya visi siapa? Bila itu merupakan visi Departemen kesehatan RI saja atau yang dirumuskan hanya oleh bebrapa pejabat saja sedangkan dalam cita-citanya adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.
Pertanyaannya berikutnya adalah bagaimana masyarakat Indonesia ikut merasa memiliki visi itu karna ia ditempatkan sebagai subyek yang harus berubah. Namun jika itu adalah perwujudan dari visi bangsa Indonesia, pertanyaannya adalah sejauh mana keterlibatan masyarakat/bangsa Indonesia ini terlibat dalam merumuskan visi itu sehingga mereka juga punya komitmen untuk merealisasikan visi tersebut. Bila kita lupakan saja itu visi siapa yang jelas seperti yang saya uraikan sebelumnya bahwa status kesehatan bangsa Indonesia merupakan resultanste upaya bersama, maka yang harus kita upayakan adalah bagai mana visi Indonesia 2010 sehat, itu menjadi milik dan bagian dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa masyarakat dan sektor lain merasakan itu, maka komitmennya untuk ikut mewujudkan visi tersebut juga akan lemah, karena untuk mewujudkan visi dibutuhkan komitmen semua pihak (stakeholder).

Akhirnya kita sebagai bangsa Indonesia perlulah merenung sejenak untuk membayangkan dapatkan visi mulia “Indonesia Sehat 2010” itu akan terwujud. Tentunya kita tidak berharap bahwa pada saatnya nanti visi itu akan menjadi sekedar jargon yang terlewatkan dan terlupakan begitu saja. Sementara dunia telah menetapkan status kesehatan masyarakat menjadi salah satu komponen Humen Developmen Index (HDI) yaitu indikator kemajuan SDM suatu bangsa.

Tugas individu TIK Atika Nurindah

P

ada hakikatnya setiap penelitian kuntitatif dalam ilmu-ilmu sosial menerapkan
filosofi yang disebut deducto hipothetico verifikatif artinya, masalah penelitian
dipecahkan dengan bantuan cara berpikir deduktif melalui pengajuan hipotesis yang
dideduksi dari teori-teori yang bersifat universal dan umum, sehingga kesimpulan dalam
bentuk hipotesis inilah yang akan diverifikasi secara empiris melalui cara berpikir induktif

dengan bantuan statistika inferensial.

J
adi , hipotesis yang diajukan peneliti, setelah membaca teori-teori yang relevan
merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan. Oleh karena itu,
penggunaan kata tanya dalam perumusan masalah harus juga diperhatikan dengan
mempertimbangkan jawaban yang logis dalam hipotesis, sehingga tidak mungkin
peneliti dapat mengajukan hipotesis manakala kata tanya yang digunakan dalam
perumusan masalah ilmiah adalah kata tanya seperti “Sejauh manakah” atau “seberapa
 besarkah,” karena jawabannya sejauh itu atau sebesar itu.